ARS's Info.

(Information: Tourism, Family, Lifestyle, Entertainment, Healt, etc.)

Dari Singa menjadi Banteng

Dari Singa menjadi Banteng

Pada tahun 1829 di tengah Lapangan Banteng di dirikan sebuah tugu untuk memperingati dikalahkannya Napoleon dalam peperangan Waterloo. Mulai saat itu lapangan ini dinamai oleh Belanda Waterlooplein. Tugu yang cukup tinggi itu di bagian puncaknya terdapat patung singa. Kiranya itulah yang sebabnya oang In donesia lebih suka menamakannya Lapangan Singa.

Lapangan Banteng tempo doeloe  dengan patung Jan Pieterszoon Coen (kanan) dan patung Waterloo (kiri)

Lapangan Banteng tempo doeloe dengan patung Jan Pieterszoon Coen (kanan) dan patung Waterloo (kiri)

Kemudian jadilah lapangan itu jadi pusat keramaian. Setelah regu musik militer Belanda mulai bermain disana, bertambah banyak orang yang datang berkumpul. Para penunggang kuda dan kereta kuda ikut dating, hilir mudik di lapangan itu. Sebenarnya lalu-lalangnya para penunggang kuda dan kereta kuda itu hanyalah pameran saja. Dijaman itu orang-orang Belanda di Batavia sedang di landa pola hidup mewah.

Lapangan Gambir di jaman Belanda dulu namanya Koningsplein. Lapangan ini tak lebih padang rumput yang luas. Gubernur Jenderal Daendels memperluas Koningsplein, dengan membeli tanah yang ada di sekelilingnya. Di lapangan inilah kemudian diadakan latihan-latihan militer.

Gereja Imanuel  uang dulu bernama Willemskerk, terletak persis di sebelah stasiun Gambir mulai di bangun pada tanggal 24 Agustus 1835. Tanah untuk gereja ini di berikan oleh Daendel.

Lambat laun bayak jalan telah di buat di sekitar Koningsplein. Satu demi satu setelah itu bermunculanlah vila-vila dengan pekarangan yang luas. Untuk huburan khusus bagi masyarakat Belanda di bangunlah Sosietet Harmoni.

Sumber: meriamsijagur

7 Mei 2010 - Posted by | Nostalgia Jakarta |

Belum ada komentar.

Tinggalkan komentar